ASUHAN
KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN KETIDAKEFEKTIVAN PEMBERIAN ASI
KASUS
Ny. X dan bayi Ny. Y
berkunjung ke poliklinik dengan kondisi
sebagai berikut : Keadaan
umum :
Kesadaran : CM; Nadi : 140 X/menit; RR : 58 X/menit; Suhu
: 365 0 C; BB : 2550 gram; panjang badan (PB) : 44 cm;
Lingkar kepala : 34 cm
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik :
-
Refleks moro (+); menggengam (+); menghisap (tidak dapat dinilai)
-
Tonus otot cukup, menangis cukup
-
Keadaan kepala dan leher normal, fontanel anterior pada bayi lunak,
gambaran wajah simetris, sutura sagitalis tepat.
-
Mata bayi bersih, tidak terdapat
kelainan, bentuk telinga normal, hidung bilateral dan tidak tampak adanya
kelainan anatomis.
-
Abdomen tidak terdapat distensi
-
Torak bayi,
tidak terdapat retraksi dinding dada
-
Ekstremitas bayi tampak simetris, dapat bergerak dan tidak ada pembatasan
ROM
-
Tali pusat normal, tidak terdapat tanda infeksi.
-
Genital normal,
jenis kelamin laki-laki
c. Data tambahan :
Bayi
tanpa kesulitan menyusu
d. Masalah aktif medis :
bayi Cukup Bulan (CB), Sesuai Masa Kehamilan
Pemberian ASI, Ketidakefektifan
(6.5.1.2)
(1988)
Definisi
: keadaan ibu bayi atau anak yang mengalami ketidakpuasan atau kesulitan pada
proses menyususi (pemberian asi).
Batasan
Karakteristik
Subyektif
v Mendapatkan suplai susu yang tidak adekuat.
v Ketidakpuasan proses menyusui (seperti
yang diungkapkan ibu).
Obyektif
v Ketidakadekuatan suplai susu yang actual
terjadi.
v Menggeliat dan menangis pada payudara
ibu.
v Rewel dan menangis dalam waktu 1 jam
setelah menyusui.
v Ketidakmampuan bayi untuk menempel pada
payudara ibu dengan tepat.
v Pengosongan masing-masing payudara
setiap kali menyusui yang tidak tercukupi.
v Kesempatan untuk menghisap pada payudara
yang tidak mencukupi.
v Tidak ada pengeluaran oksitosin yang
dapat diamati.
v Menghisap pada payudara tanpa ditopang.
v Tanpa ketidakadekuatan asupan bayi yang
dapat diamati.
v Kemerahan yang terus menerus dalam
minggu pertama menyusui.
v Menolak untuk latching on.
v Tidak berespon terhadap tindakan
kenyamanan.
Factor
yang Berhubungan
v Reflex menghisap bayi yang tidak adekuat
v Anomali pada bayi
v Bayi menerima tambahan makanan dari
payudara buatan
v Penghentian proses menyusui
v Kurang pengetahuan
v Kecemasan atau ambivalen ibu
v Anomaly payudara ibu
v Pasangan / keluarga tidak mendukung
v Prematuritas
v Riwayat pembedahan pada payudara
v Riwayat kegagalan menyusui
Alternative
Diagnosis yang Disarankan
v Pemberian asi, diskontinuitas
v Pola menyusui bayi, ketidak efektifan
Hasil
yang Disarankan NOC
1. Kemantapan menyusui : bayi: pencapaian
yang sesuai dari bayi untuk dan dalam menghisap payudara ibu untuk diet selama
2-3 minggu pertama.
2. Kemantapan menyusui : ibu: kemantapan
ibu untuk pencapain yang sesuai dari bayi untuk dan dalam menghisap payudara
untuk diet selama 2-3 minggu pertama.
3. Mempertahankan menyusui : keberlanjutan
makanan bayi melalui menyusui.
4. Penyapihan menyusui : proses menuju pada
pengakhiran menyusui.
5. Pengetahuan : menyusui: tingkat
kemantapan yang dapat ditunjukan tenetang laktasi dan makanan bayi melalui
menyusui.
Tujuan
/ Kriteria Evaluasi
Contoh Penggunaan Bahasa NOC
·
Ibu
dan bayi akan mengalami Pemberian ASI Efektif yang ditunjukan dengan
pengetahuan : menyusui; pemantapan menyusui: bayi/ibu; mempertahankan menyusui;
dan penyapihan menyusui.
·
Bayi
akan menunjukan kemantapan menyusu : bayi, ditandai dengan indicator totalitas
sebagai berikut ( dengan ketentuan 1-5 : tidak, ringan, menengah, berat atau
adekuat secara total.)
·
Sikap
dan penempelan yang sesuai.
·
Mencekram
dan mengompresi aerola dengan tepat.
·
Menghisap
dan menempatkan lidah bayi dengan benar.
·
Menelan
yang dapat didengar.
·
Minimal
menyusu 8x sehari ( sesuai dengan kebutuhan).
·
Penambahan
berat badan sesuai usia.
·
Kepuasan
bayi setelah menyusu.
Intervensi
Prioritas NIC
Konseling laktasi : penggunaan proses
bantuan interaktif untuk membantu mempertahankan menyusui yang berhasil.
Aktifitas
Keperawatan
Pengkajian
·
Kaji
kemampuan bayi untuk menempel dan menhisap secara efektif.
·
Konseling
laktasi (NIC) :
§ Evaluasi pola menghisap/ menelan bayi;
§ Tentukan keinginan dan motivasi ibu
untuk menyusui;
§ Evaluasi pemahaman ibu tentang isyarat
menyusui dari bayi ( misalnya, reflex rooting, menghisap, dan kesiagaan);
§ Pantau keterampilan ibu dalam
menempelkan bayi pada putting;
§ Pantau integritas kulit putting;
§ Evaluasi pemahaman tentang penghambatan
kelenjar susu dan mastitis;
§ Pantau kemampuan untuk megurangi ingesti
payudara dengan benar.
Pendidikan untuk
Pasien/ Keluarga
·
Instruksikan
ibu dalam teknik menyusui yang meningkatkan keterampilan dalam menyusui
bayinya. Pertimbangkan teknik relaksasi, posisi yang nyaman, perangsangan
reflex rooting, penentapan keadaan sadar bayi sebelum berusaha untuk disusui,
stimulasi pada bayi untuk meneruskan menyusui, dan perubahan payudara.
·
Instruksikan
pada ibu tentang teknik pemompaan payudara, untuk mempertahankan suplai asi
selama penundaan atau penghentian reflek menghisap bay.
·
Instruksikan
ibu tentang kebutuhan untuk istirahat yang adekuat dan asupan cairan.
·
Konseling
laktasi (NIC):
1.
Sediakan
informasi tentang keuntungan dan kerugian menyusui ;
2.
Diskusikan
metode alternative menyusui ;
3.
Perbaiki
miskonsepsi,misinformasi, dan ketidak akuratan tentang menyusui ;
4.
Demonstrasikan
latihan menghisap sesuai dengan kebutuhan;
5.
Instruksikan
tentang pola BAB dan berkemih bayi, sesuai dengan kebutuhan ;
6.
Rekomendasikan
perawatan payudara, sesuai dengan kebutuhan;
7.
Beritahu
tanda masalah untuk dilaporkan pada praktisi perawatan kesehatan;
8.
Diskusikan
tanda-tanda kesiapan penyapihan.
Aktifitas
Kolaboratif
·
Rujuk
pada sumber-sumber komunitas yang sesuai.
Aktifitas
Lain
·
Anjurkan
pada ibu untuk mengeluarkan ASI secukupnya untuk mengurangi pembengkakan
payudara, memungkinkan putting menonjol.
·
Tingkatkan
jumlah menyusui sesuai kebutuhan untuk bayi yang menangis atau terbangun.
·
Tingkatkan
jumlah menyusui yang terjadwal pada bayi yang tertidur atau dengan berat badan
bayi rendah.
·
Tawarkan
makanan atau cairan untuk ibu selama siang dan sore hari sebelum menyusui.
·
Berikan
privasi untuk ibu dan bayi.
·
Kenali
perilaku “berhenti” pada bayi-bayi premature.
·
Jadwalkan
periode istirahat, sesuai dengan kebutuhan.
·
Dorong
tingkahlaku yang berhasil.
·
Konseling
laktasi (NIC);
Berikan dukungan bagi
keputusan ibu;
Berikan dorongan untuk
terus menyusui setelah pulang dari bekerja atau sekolah
Pemberian ASI, Diskontinuitas
(6.5.1.2.1)
(1992)
Definisi
: Penghentian kontinuitas proses menyusui(pemberian ASI) sebagai akibat dari
ketidakmampuan atau ketidaktepatan untuk meletakkan bayi pada payudara untuk
memberi ASI.
Batasan
Karakteristik
Subjektif
Keinginan ibu untuk mempertahankan
laktasi dan memberikan (atau akhirnya memberikan) ASI untuk kebutuhan nutrisi bayi.
Objektif
Bayi tidak menerima diet pada payudara
untuk beberapa atau selama proses menyusui.
Kurang pengetahuan menyangkut
pengeluaran dan penyimpanan ASI.
Pemisahan ibu dengan anak.
Faktor
yang Berhubungan
v Penyapihan bayi yang tiba-tiba
v Kontraindikasi untuk menyusui
v [Pembengkakan payudara]
v Pekerjaan ibu [kewajiban untuk keluar
rumah]
v Pengobatan ibu yang merupakan
kontraindikasi untuk bayi
v Penyakit ibu atau bayi
v Prematuritas
v [putting kemerahan atau pecah]
Alternative
Diagnosis yang Disarankan
v Pemberian ASI, ketidakefektifan
v Pola menyusui bayi, ketidakefektifan
Hasil
yang Disarankan NOC
1. Kemantapan menyusui : bayi: pencapaian
yang sesuai dari bayi untuk dan dalam menghisap payudara ibu untuk diet selama
2-3 minggu pertama kehidupan.
2. Kemantapan menyusui : ibu: kemantapan
ibu untuk pencapain yang sesuai dari bayi untuk dan dalam menghisap payudara
untuk diet selama 2-3 minggu pertama.
3. Mempertahankan menyusui : keberlanjutan
diet bayi melalui menyusui.
4. Pengetahuan : menyusui: tingkat
kemantapan yang dapat ditunjukan tenetang laktasi dan makanan bayi melalui
menyusui.
5. Ikatan orang tua bayi : perilaku yang
menunjukkan ketahanan ikatan afeksi antara ibu dan bayi.
Tujuan/
Kriteria Evaluasi
Contoh penggunaan bahasa NOC
·
Ibu dan bayi
tidak akan mengalami Diskontinuitas Pemberian ASI, dibuktikan dengan
Pengetahuan Menyusui secara substansial, mulai dan mempertahankan menyusui, dan
secara konsisten menunjukkan ikatan orang tua-bayi.
·
Ibu
dan bayi akan menunjukkan Pemeliharaan Menyusui, ditandai dengan indicator
totalitas sebagai berikut (dengan ketentuan 1-5 : tidak, ringan, sedang, berat,
atau adekuat):
§ Pertumbuhan dan perkembangan bayi ada
dalam rentang normal;
§ Pengenalan tanda-tanda penurunan sulai
ASI;
§ Keberlangsungan laktasi ibu saat pulang
dari bekerja atau sekolah;
§ Kemampuan ibu untuk mengumpulkan dan
menyimpan ASI dengan aman, jika diinginkan;
§ Kemampuan penyedia perawatan untuk
mencairkan, menghangatkan, dan menyimpan ASI secara aman.
Intervensi Prioritas NIC
1. Susu botol : Persiapan dan pemberian
cairan untuk bayi melalui botol.
2. Dukungan emosional: Pemberian keyakinan,
penerimaan, dan dorongan selama waktu stress.
3. Konseling Laktasi : penggunaan proses
bantuan interaktif untuk membantu mempertahankan proses menyusui yang berhasil.
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
·
Kaji
kemampuan keluarga untuk mendukung laktasi/ rencana menyusui dan mengatasi
perubahan gaya hidup.
·
Kaji
keinginan dan motivasi ibu untuk meneruskan proses menyusui.
·
Konfirmasikan
kesiapan untuk transisi pada payudara setelah diskontinuitas (misalnya, stabilitas
bayi ketika di luar inkubator, koordinasi bayi menyangkut menghisap/ menelan/
bernafas, keinginan ibu untuk mencoba).
·
Pertimbangkan
lembar pantau menyusui untuk memfasilitasi pengkajian : dokumentasi status
bayi, kebutuhan oksigen, posisi, waktu saat menyusui, total waktu menyusui,
berat badan harian, berat BAB.
·
Susu
Botol (NIC) :
1.
Tentukan
sumber air yang digunakan untuk mengencerkan formula yang terkonsentrasi atau
dalam bentuk bubuk;
2.
Tentukan
kandungan fluor dari air yang digunakan untuk mengencerkan formula bubuk atau
konsentrat dan rujuk pada suplemen fluor, jika diindikasikan;
3.
Pantau
berat badan bayi, sesuai dengan kebutuhan.
Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh, Perubahan
(1.1.2.2 ) (1975)
Definisi : keadaan
individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolic.
Batasan Karateristik
BB
kurang dari 20% atau lebih dari ideal terhadap tinggi badan dan kerangka;
Asupan
makanan kurang dari kebutuhan metabolic – baik kalori total atau nutrisi
spesifik (non- NANDA);
Kehilangan
BB dengan asupan makanan adekuat;
Melaporkan
asupan makanan tidak adekuat kurang dari anjuran kecukupan gizi harian.
Subjektif
1. Kram abdomen
2. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
3. Merasakan ketidak mampuan untuk
mengingesti makanan
4. Melaporkan perubahan sensasi rasa
5. Melaporkan kurangnya makanan
6. Merasa kenyang segera setelah mngingesti
makanan
7. Indigesti (non - NANDA)
Objektif
v Tidak tertarik untuk makan
v Kerapuhan kapiler
v Diare atau steatore
v Adanya bukti kekurangan makanan
v Kehilanagan rambut yang berlebihan
v Bising usus hiperaktif
v Kurang informasi, misinformasi
v Kurangnya minat pada makanan
v Misskonsepsi
v Konjungtiva dan membrane mukosa pucat
v Tonus otot buruk
v Menolak untuk makan (non – NANDA)
v Luka, rongga mulut inflamasi
v Kelemahan otot yang di butuhkan untuk
menelan atau mengunyah
Faktor yang Berhubungan
v Ketidak mampuan untuk menelan atau
mencerna makanan dan menyerap nutrient yang di akibatkan karena factor
biologis, psikologis, atau ekonomi, termasuk berikut ini.
v Ketergabtungan kimiawi
v Penyakit kronis
v Kesulitan mengunyah atau menelan
v Factor ekonomi
v Intoleransi makanan
v Kebutuhan metabolic tinggi
v Reflex menghisap pada bayi tiddak
adekuat
v Kurangnya pengetahuan dasar nutrisi
v Akses pada makana terbatas
v Hilangnya nafsu makan
v Mual / muntah
v Pengabaian oleh orang tua
v Gangguan psikologis
Alternatif Diagnosis yang Disarankan
v Pemberian ASI, ketidakefektifan
v Gigi, kerusakan
v Keggalan tumbuh kembang, dewasa
v Penatalaksanaan program terapeutik
individu, ketidakefektifan
v Mual
v Deficit perawatan diri : makan
v Menelan , gangguan
Hasil yang Disarankan NOC
Status
Gizi : tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Status
gizi : Asupan Makanan dan Cairan : jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi
tubuh selam waktu 24 jam.
Status
gizi : Nilai Gizi : keadekuatan zat gizi yang di konsumsi tubuh.
Intervensi prioritas NIC
Penggelolaan
Gangguan Makanan : pencegahan dan penanganan pembatasan diet yang berat dan
aktivitas berlebih atau makan dalam jumlah banyak dalam sayu waktu dan mencahar
makanan dan cairan.
Pengelolaan
Nutrisi : bantuan atau pemberian asupan diet makana dan cairan yang seimbang.
Bantuan
Menaikkan BB : fasilitasi pencapaian kenaikan BB.
0 komentar:
Posting Komentar